Sunday, January 8, 2012

Saya Bukan PHP

Ada tiga nama baru yang akhir - akhir ini memenuhi inboxku.
Pertama sebut saja dia A.
Kenal dengan A di Kemah Remaja Pendidikan di Malang, kami berasal dari satu kota. Kami juga berangkat menggunakan travel yang sama.
A: Aku A, anak Jember juga. masih ingat aku?
Me: yang mana?
A: Duduk di belakangmu, yang km kira aku incer anak madiun. Padahal aku ngincernya itu kamu. Gimana mau gak?
Me: oh aku gak inget
A berusaha buat aku inget dan terus sms, aku hanya membaca sms dan tidak membalas. Maaf.

Kedua sebut saja B
B juga temah Kemah Remaja, dia anak Lamongan. Kami berada satu sangga. Dia anaknya perhatian memang, ketika outbond gak pernah kita berjarak 2 meter hingga teman lain bilang "Kalian bareng terus, sudah ada apa-apa ta?" Pas renungan, dia juga kasih tisu buat aku.
Kami sms-an, hingga tanggal 22 Desember 2011 ketika aku selesai even Jam Session dan nongkrong bentar di Radio Cafe, dia sms.
B: (Gambar I love you) ini untuk kamu, dwi.
Me: Haha
B: Ini serius, mau gak?
Me: Mikir dulu
Sampai di malam tahun baru dia tanya lagi,
B: Gimana? Sudah ada jawaban?
Me: Aku gak mau sebelum 17 tahun
B: Kapan kamu 17 tahun?
Me: 26 April 2012 nanti
B: Yaudah aku tunggu, nanti ketika kamu 17 tahun jangan lupa sama aku ya.
Me: Iya.

Ketiga sebut saja C
C juga anak Kemah Remaja, juga berasal dari Lamongan. Tetapi kami tidak satu sangga melainkan satu kelompok.
Aku gak kenal dia sama sekali, tiba - tiba dia minta tukar tanda tangan di slayer. Slayerku sudah penuh dengan ttd anak", tetapi slayernya masih bersih dan hanya berisikan tanda tanganku.
Sepulang kemah kami sms-an terus hingga sekarang.
Dia lebih asik daripada yang lain, kadang juga gombal tapi balasanku cuma 'hehe'.
Dia jugak sms gini
C: Tau gak tiap malam pas Kemah Remaja, aku mikirin gimana caranya bisa kenalan sama kamu. Tapi tetep gak bisa. Cuma bisa dapat nomer hapemu.
Me: haha
Juga tiba - tiba dia sms begini
C: Kita harus berusaha
me: buat apa?
C: Berusaha untuk membangun cinta kita, hehe
me: ada-ada aja

Responku selalu singkat itu karena aku bukan Pemberi Harapan Palsu. Aku masih sayang sama 'dia' meskipun dia sudah punya pacar. Bagaimana bisa move on jika setiap hari kita bertemu dan berbicara? Meskipun dia berpacaran di depan mataku pun bagaimana bisa menghilangkan cepat rasa ini. Jangan menjadi seorang yang menunggu sepertiku, segaralah move on sebelum rasa itu terlalu dalam. Maaf ya A,B dan C :) Makasiih 

14 comments: