Tapi Tuhan berencana lain, Dia mengirim dua orang untuk membuka mata dan hatiku dalam menghadapi kenyataan yang beanr-benar nyata. Tiap kata dan fakta masih tersimpan jelas di memori.
Setelah itu juga, aku memutuskan untuk melepasmu kembali berlayar mencari persinggahan lain. Saat itu memang kamu berusaha meyakinkanku kalau aku bukanlah persinggahan sementara. Bahkan di hari spesialku, kamu datang dengan satu pertanyaan, tapi kamu salah memilih waktu.Saat itu, aku tetap bersikap tegas untuk menyuruhmu berlayar ke pelabuhan lain.
Beberapa hari kamu tetap saja bersikap layaknya kamu seorang pengacara dari pihak pembela memberikan pembelaan kepada hakim. Ya begitulah sikapmu. Dengan kondisi seperti itu, aku juga terganggu. Hingga kamu memutuskan benar-benar berlayar dan mencari persinggahan lain, di saat itu pula aku merasakan sebagai pelabuhan tua yang tak pernah dikunjungi. Saat itu pula aku ingin kamu kembali bersinggah di pelabuhanku.