Thursday, May 17, 2012

Abstrak

Memang benar, aku hanya menjadi tempat persinggahanmu yang sementara. Sedangkan kamu tetap akan kembali pulang pada kampungmu. Beberapa waktu menjadi persinggahanmu, mungkin kamu hanya menganggap atau bahkan sudah merencanakan hanya untuk bersinggah sejenak. Tapi tak heran melihat sifatmu yang mudah ketergantungan itu. Sempat ragu meladeni segala tindak-tandukmu, tapi hati memang lemah. Beberapa waktu harapan bahkan sinyal selalu diberikan hingga aku pun sempat memberi harapan.
Tapi Tuhan berencana lain, Dia mengirim dua orang untuk membuka mata dan hatiku dalam menghadapi kenyataan yang beanr-benar nyata. Tiap kata dan fakta masih tersimpan jelas di memori.
Setelah itu juga, aku memutuskan untuk melepasmu kembali berlayar mencari persinggahan lain. Saat itu memang kamu berusaha meyakinkanku kalau aku bukanlah persinggahan sementara. Bahkan di hari spesialku, kamu datang dengan satu pertanyaan, tapi kamu salah memilih waktu.Saat itu, aku tetap bersikap tegas untuk menyuruhmu berlayar ke pelabuhan lain.
Beberapa hari kamu tetap saja bersikap layaknya kamu seorang pengacara dari pihak pembela memberikan pembelaan kepada hakim. Ya begitulah sikapmu. Dengan kondisi seperti itu, aku juga terganggu. Hingga kamu memutuskan benar-benar berlayar dan mencari persinggahan lain, di saat itu pula aku merasakan sebagai pelabuhan tua yang tak pernah dikunjungi. Saat itu pula aku ingin kamu kembali bersinggah di pelabuhanku.

No comments:

Post a Comment